MATARAM – Dinas Perdagangan NTB mendatangkan 122 ton bawang putih ke daerahnya. Komoditas tersebut untuk dijual di pasar tradisional.

Kebijakan tersebut diambil, guna meredam lonjakan harga bawang putih. “Sebagai langkah intervensi atas lonjakan harga di pasaran selama Ramadan hingga menjelang lebaran, kita sudah masukkan bawang putih impor ke NTB sebanyak 122 ton” kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB, Hj. Putu Selly Andayani, Kamis (9/5/2019).
Dari jumlah tersebut, 72 ton telah diedarkan dan dijual di sejumlah pasar tradisional Pulau Lombok. Sebanyak 50 ton diantaranya didroping ke Pulau Sumbawa. Sebelum bawang putih impor masuk pasar tradisional di NTB, harga bawang putih melonjak di kisaran Rp60.000 hingga Rp70.000 per-kilogram. Keberadaan bawang impor menjadi alternatif pilihan, dengan harga Rp45.000 per-kilogram.
“Selain meredam lonjakan harga, bawang yang didatangkan tersebut bisa jadi alternatif masyarakat, pedagang juga tidak semaunya menaikkan harga tinggi” katanya.
Kimi, salah satu pedagang bawang putih di Pasar Tradisional Mandalika, mengatakan, meski bawang impor sudah banyak pasar, tidak berpengaruh terhadap harga bawang lokal. Bawang putih lokal kebanyakan berasal dari Desa Sembalun, Lombok Timur. “Sampai sekarang harga masih sama, Rp70.000 perkilo,” tandasnya.
Dengan harga bawang putih impor yang hanya Rp45.000 per-kilogram, secara otomatis, banyak pembeli memilih membeli bawang impor.