Angkutan Mudik, Supir Hipertensi Dilarang Mengemudi

Ilustrasi - Supir angkutan umum - Dok CDN

YOGYAKARTA  – Pengemudi bus di Terminal Giwangan  yang didiagnosa mengalami hipertensi direkomendasikan untuk beristirahat dan dilarang mengemudikan bus dan perusahaan otobus tempat mereka bekerja wajib menyiapkan pengemudi pengganti.

“Dari hasil pemeriksaan kesehatan yang kami lakukan secara random, setidaknya sudah ada tiga pengemudi yang terdeteksi mengalami hipertensi. Tekanan darahnya dianggap tinggi, sehingga kami merekomendasikan agar pengemudi tersebut tidak diperbolehkan mengemudi,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tri Mardaya, di Yogyakarta, Rabu.

Pengemudi yang mengalami hipertensi kemudian dirujuk ke posko kesehatan yang berada di Terminal Giwangan untuk mendapatkan obat penurun tekanan darah dan konsultasi kesehatan untuk menjaga agar tekanan darahnya tetap normal.

Selain hipertensi, beberapa penyakit yang kerap diderita pengemudi atau awak bus di antaranya adalah diabetes melitus dan kolesterol. Seluruh penyakit tersebut disebabkan pola makan yang kurang baik serta jam istirahat yang tidak diperhatikan dengan baik oleh pengemudi.

“Hipertensi atau diabetes militus bisa mempengaruhi pengemudi saat bekerja. Bisa saja jika kondisi di jalan membuat stres, maka tekanan darah pengemudi naik dan bisa membahayakan keselamatan perjalanan,” katanya.

Begitu pula jika pengemudi mengalami diabetes militus, maka bisa menyebabkan pengemudi tiba-tiba saja pingsan. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan ini ditujukan untuk memastikan agar pengemudi dalam kondisi sehat saat menjalankan pekerjaan mereka dan penumpang pun selamat sampai ke tujuan.

Lihat juga...