Tutut Soeharto Ajak Petani Ponu Terapkan Pertanian Terpadu
Editor: Makmun Hidayat
TIMOR TENGAH UTARA — Suasana hangat tercipta, manakala dialog interaktif antara putri Presiden kedua RI, HM Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana dan warga Ponu, Kecamatan Biboki Anleu, Timor Tengah Utara (TTU), berlangsung pada Jumat (12/4/2019).
Tutut Soeharto mengajak mereka naik ke panggung untuk menyampaikan aspirasi bagi perubahan Indonesia.
Seorang warga mengeluhkan sulitnya mencari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. “Saya ini lulusan SMP, saat mau melanjutkan ke SMA, tidak ada biaya. Kini, sulit mendapatkan pekerjaan yang layak. Padahal saya butuh biaya untuk menyekolahkan anak ke jenjang lebih tinggi, jangan seperti saya,” katanya di hadapan Tutut Soeharto.
Mendengar keluhan itu, Tutut Soeharto memberikan solusi. Yakni Partai Berkarya akan menciptakan lapangan kerja yang banyak. Sehingga masyarakat Indonesia nantinya bisa bekerja, dan mendapatkan penghasilan yang layak.
“Insyaallah kami akan ciptakan lapangan kerja, bapak-bapak nantinya bisa bekerja dan menghasilkan uang untuk menyekolahkan anaknya,” ujarnya.
Ada juga yang mengeluhkan tentang pertanian, terkhusus dalam menggarap sawah. “Biaya membajak sawah dengan traktor itu mahal, sedangkan hasil panen tidak maksimal. Pupuk juga mahal,” ujar seorang petani.
Putri Cendana mengatakan, untuk menggarap sawah itu tentunya memang tidak harus dilakukan semua dengan traktor. Karena bisa juga dengan cangkul dan sapi. “Di sini ada yang punya sapi?,”tanya Tutut Soeharto.
Petani tersebut pun menjawab “Sapi punya dua ekor. Tapi di sini banyak yang punya sapi”.
Menurut Tutut Soeharto, jika di daerah ini banyak petani yang mempunyai sapi, maka, sapi-sapi tersebut bisa dikumpulkan. Kotorannya bisa diproses menjadi biogas, ampasnya untuk pupuk tanaman. Dan air kencingnya diproses menjadi pestisida.