Sebulan Beroperasi, JTTS Turunkan Omzet Usaha Kecil

LAMPUNG – Satu bulan tepat resmi beroperasi, keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) mulai berdampak kepada pelaku usaha kecil.

Andres (40), dan sang istri, Nainggolan (39), pemilik usaha reparasi dan penyedia perlengkapan kendaraan roda dua, roda empat mengaku, omzetnya menurun usai JTTS dioperasikan. Pemilik usaha di Jalan Lintas Pantai Timur (Jalinpantim), tepatnya di Desa Tamansari, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan (Lamsel) tersebut menyebut, omzetnya menurun hingga 50 persen, bila dibanding sebelum tol beroperasi.

Saat ini, kendaraan lebih memilih untuk lewat di JTTS ruas Bakauheni-Terbanggibesar (Bakter) sepanjang 140,9 kilometer. Pada kondisi sebelum tol beroperasi, Andres menyebut usaha jasa reparasi kendaraan miliknya tidak pernah sepi. Pengendara kerap mampir untuk perbaikan, menambal ban, isi angin, ganti oli dan keperluan lain. Sehari rata-rata ada 50 unit kendaraan yang mampir. Kini, jika sudah ada 25 kendaraan yang mampir ke usahanya, terbilang sudah cukup banyak.

Peluang usaha di Jalinpantim sudah menjadi tumpuan keluarga Andres sejak sepuluh tahun silam. Pada awalnya, Andres dan istrinya, membuka usaha sejenis di Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) Sumatera. Keberadaan pelabuhan penyeberangan Bakauheni, mendorongnya pindah ke Jalinpantim, dengan menjadi penyedia jasa reparasi serta peralatan (spare part) kendaraan. Lokasi strategis dan luas, membuat Dia bisa mengembangkan usaha dengan mengandalkan kendaraan yang melintas.

“Masa keemasan usaha di Jalan Lintas Pantai Timur ini sepertinya harus berakhir, karena sejak dioperasikannya jalan tol Sumatera, kendaraan enggan melintas sehingga konsumen sepi,” tandas Andres saat ditemui Cendana News, Selasa (9/4/2019).

Lihat juga...