Pertamina Pamerkan Rumah Antik Dahor di TMII

BALIKPAPAN — Pertamina menampilkan museum Rumah Cagar Budaya Dahor dalam acara Expo Nusantara di Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta pada 19-21 April 2019.

“Booth Pertamina kami buat persis seperti interior Rumah Dahor. Kami pamerkan sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah Kota Balikpapan,” kata Pejabat Manajer Humas dan CSR Pertamina Regional Kalimantan Cecep Supriyatna di Balikpapan, Jumat (19/4/2019).

Rumah Dahor adalah rumah panggung dengan tiang-tiang utama dari kayu ulin, kayu berkualitas tinggi dari hutan-hutan Kalimantan. Tinggi lantai dari tanah tak kurang 1,7 m. Seperti khas rumah-rumah panggung Kalimantan, bubungan rumah juga tinggi dan jendela yang besar-besar untuk mendapatkan sirkulasi udara yang sejuk.

“Karena itu rumah ini hemat energi. Tidak perlu AC,” kata Didiek Anggrat dari komunitas Dahor Heritage.

Namun demikian, yang menjadikan Rumah Dahor cagar budaya adalah sejarahnya. Rumah-rumah di Jalan Dahor (yang merupakan singkatan dari Daerah Operasi Hilir, sebutan untuk bagian industri migas yang mengolah gas dan minyak mentah) dibangun oleh Bataafsche Petroleum Matschappij (BPM), maskapai atau perusahaan minyak Belanda pada tahun 1920-an.

Ketika tahun 1945 sebagian besar pemukiman di sekitar pantai-pantai Balikpapan luluh lantak oleh pengeboman dari udara dan tembakan meriam-meriam dari kapal perang Sekutu dari laut, sebagian rumah-rumah di Jalan Dahor berhasil selamat.

Sampai menjelang proyek pengembangan kilang RDMP, rumah-rumah di Dahor masih digunakan dan masih berpenghuni, yaitu oleh para karyawan Pertamina.

Sekarang rumah-rumah antik di Jalan Dahor tinggal sembilan buah. Dua diantaranya dijadikan Persatuan Wanita Patra untuk perpustakaan dan taman baca anak dan satu rumah lagi digunakan untuk museum mini mengenai sejarah Kota Balikpapan, sejarah perusahaan minyak dari zaman Belanda hingga sekarang, dan sejarah rumah itu sendiri.

Lihat juga...