Museum Uang Purbalingga Koleksi Ribuan Jenis Mata Uang

Editor: Makmun Hidayat

PURBALINGGA — Uang merupakan salah satu media untuk belajar peradapan sejarah, sebab uang menjadi salah satu tolak ukur untuk mengetahui kondisi sosial dan ekonomi pada masing-masing jaman. Karena itulah, ada mata uang yang terbuat dari tanah liat, tetapi ada juga yang terbuat dari emas.

Bentuk dan bahan mata uang mengalami evolusi sesuai dengan kondisi jamannya. Seperti pada jaman kerajaan Majapahit, ada koin mata uang yang terbuat dari tanah liat atau tera kota yang dibuat pada abad XV-XVI.

Dalam perkembangannya, seiring dengan semakin makmurnya kerajaan, muncul mata uang yang terbuat dari bahan baku tembaga, kemudian ada juga mata uang dari emas murni. Bentuknya pun beragam, ada yang bergambar senjata berbentuk cakra serta pohon beringin, dengan diameter sangat kecil yaitu sekitar satu hingga dua centimeter.

Selain itu, ada juga koin mata uang buatan dari Kesultanan Banten yang dibuat sekitar tahun 1550. Bentuknya mengambil pola seperti mata uang Cina dengan lubang di tengahnya dan pada bagian depan ada tulisan Pangeran Ratau yang penulisannya menggunakan bahasa Jawa kuno. Tetapi saat agama Islam masuk ke Banten, tulisan pada mata uang tersebut diganti dengan tulisan bahasa Arab.

Semua mata uang tersebut bisa dilihat di Museum Uang Kabupaten Purbalingga yang berada di Jalan Kutasari-Tobo, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga.

Koleksi mata uang di Museum Uang Purbalingga. – Foto: Hermiana E. Effendi

Setidaknya ada ribuan jenis mata uang yang tersimpan di musium tersebut Untuk koleksi jaman kerajaan, ada mata uang jaman Kerajaan Majapahit, Banten, Bali, uang jaman Kerajaan Hindu Budha (800/850–1300 Masehi), uang Ferdin VII (Spanyol) yang berlaku di Kalimantan pada tahun 1813, kemudian mata uang Piti Sumatera yang beredar 1812–1815 di Sumatera.

Lihat juga...