Festival Ramayana TMII Bangkitkan Cinta Budaya
Editor: Makmun Hidayat
Hanoman pun datang memberi kabar jika Dewi Shinta dalam keadaan baik di taman Soka, dan menunggu Rama untuk menjemput.
Atas bantuan Wibisana, menyiapkan pasukan kera membuat tambak untuk Rama. Lalu pasukannya menyebrang ke Alengka. Sesampai di kerajaan itu, mereka dihadang oleh bala tentara Alengka.
Rama berhasil menaklukkan Prabu Dasamuka. Dengan tewasnya sang Prabu, kembalilah Dewi Shinta ke dalam pelukan Rama.
Namun Rama meragukan kesetian Dewi Shinta setelah belasan tahun disekap Prabu Dasamuka. “Upacara pati geni dilakukan sebagai pembuktian kesetian Dewi Shinta,” jelas Santi demikian panggilan Trimawarsanti.
Dewi Shinta terjun kedalam kobaran api. Setelah nyala api sudah menyurut, tampaklah bayangan seorang wanita cantik berdiri diantara sisa pembakaran yang tersesak. Dewi Shinta tak terbakar, tubuh sedikitpun tak terhembus api.
Dewi Shinta masih hidup dengan tubuh yang bercahaya, kesucian dan kesetiaannya pada Rama telah dibuktikan.
Pagelaran festival Ramayana ketiga TMII ini mampu membius penonton. Pentas sendratari Ramayana menjadikan TMII mempunyai daya tarik bagi pengunjung. Terbukti ruang Sasono Langen Budoyo bergemuruh riuh penonton yang merasa terhibur.
Santi mengatakan, suksesnya sendratari Ramayana adalah semangat kaloborasi para penari dari anjungan, sanggar dan sekolah yang bergabung. Diantaranya, Provinsi DKI Jakarta, Sanggar Tari Bali Legong-Jakarta, Kalimantan Selatan, TIM Pelangi Nusantara TMII, dan SMKN Kasihan Bantul Provinsi D.I Yogyakarta.
“Penari Ramayana ini dari berbagai diklat anjungan, sanggar dan sekolah dikumpulkan untuk dilatih mendukung pentas sendratari ini,” ujarnya.