Bupati Banjarnegara Pemantik Terbongkarnya Mafia Bola
Editor: Makmun Hidayat
Karena yang dibiayai adalah pemain timnas, maka ia tidak mungkin menggunakan APBD. “Yang membawa pemain dia, yang menyediakan pelatih juga dia, saya harus ngopeni pemain timnas dengan dana pribadi. Saya manut saja, karena semua itu demi kemajuan sepak bola Banjarnegara,” katanya.
Selang beberapa waktu, pengurus PSSI Semarang tersebut kembali menemui Budhi Sarwono, ia menjanjikan Banjarnegara akan menjadi tuan rumah liga tiga besar. Untuk menjadi tuan rumah, Banjarnegara harus membayar Rp500 juta dan Wing Tjien dimintai pembayaraan diawal Rp225 juta.
Sekali lagi, dengan pertimbangan demi masyarakat Banjarnegara, untuk menghibur masyarakat, serta menambah pemasukan daerah dari tiket bola dan parkir, Wing Tjien kembali menyetujui permintaan tersebut.
Namun, pada kenyataannya Banjarnegara tidak menjadi tuan rumah. Wing Tjien pun meminta kembali DP pembayaran yang sudah diberikan. Namun, orang tersebut tidak mau memberikan uangnya.
Merasa sudah ditipu dan memiliki banyak bukti seperti bukti rekaman pembicaraan saat dijanjikan menjadi tuan rumah liga, hingga percakapan melalui WA, Wing Tjien kemudian melaporkan kasus tersebut ke Mabes Polri.
“Wajar dong saya minta kembali uang saja, karena tidak jadi menjadi tuan rumah, tetapi mereka tidak mau mengembalikan. Ya saya laporkan,” tegasnya.
Laporan yang dilayangkan Wing Tjien pada bulan Desember 2018, pada akhirnya berbuntut panjang dan merembet ke kasus lainnya. Meskipun sampai saat ini, kasusnya sendiri belum tuntas dan belum mulai disidangkan. Namun setidaknya, laporan tersebut sudah menjadi pemantik terbongkarnya mafia bola.