Warga Tambak Lorok: Pak Harto Pahlawan Pembangunan
Editor: Koko Triarko
“Penyuluhannya gratis, nanti akan dikasih tahu caranya bagaimana penyamakan kulit ikan untuk kerajinan tangan bernilai tinggi,” ujarnya.
Penyuluhan akan diberikan oleh staf ahli pertanian dari Saung Berkarya. Mereka akan diberikan penyuluhan sampai betul-betul bisa penyamakan kulit ikan yang bagus, yang bisa dibuat untuk tas, sepatu dan lainnya.
Terkait warga kampung nelayan Tambak Lorok yang tidak mau dipindahkan, mengingat daerahnya kumuh, Tutut Soeharto menjawab dengan bijak. Menurutnya, mereka adalah orang-orang baik dan santun, bukan orang yang keras kepala seperti yang banyak disampaikan.
“Alhamdulillah, orangnya baik, dan mereka tidak keras kepala. Seperti yang saya dengar selama ini, mereka tidak mau dipindahkan. Bagaimana kita menyapa mereka dengan hati yang ikhlas. Mereka itu orang baik,” ungkapnya.
Menurutnya, Mereka bertahan hidup di sini semata-mata demi menghidupi keluarganya. Bukan untuk mencari keuntungan yang besar. Kalau ada tempat yang lebih baik, juga mereka bersedia dipindahkan.
“Mereka bertahan demi keluarganya, bukan cari keuntungan besar. Dipindahkan ke tempat yang lebih baik juga mau. Tadi dalam dialog mereka sampaikan,” tukasnya.
Tutut Soeharto menegaskan, kondisi kampung nelayan itu kumuh, sebetulnya tergantung masyarakatnya. Kalau lingkungannya mau dibuat baik dengan pendekatan program untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, ini bisa membuka wawasan dan pola pikir mereka ke depan lebih cemerlang.
“Kalau mau dibikin baik, ya baik. Kita akan berikan penyuluhan supaya kampung nelayan ini menjadi daerah sehat, bagus dan bisa dlihat semua orang. Ini lho kampung nelayan percontohan Indonesia,” tegasnya.