Usai Tsunami, Madrasah di Rajabasa Tetap Gunakan Bangunan Lama
Editor: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Ketersediaan lahan yang terbatas, membuat Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta Darussalam, di Desa Sukaraja, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan (Lamsel) masih mempergunakan bangunan lama untuk kegiatan belajar mengajar.
Cepnuh, kepala sekolah MI Swasta Darussalam menyebut, akibat tsunami 22 Desember 2018 silam, ia menyebut dua lokal sekolah yang dipimpinnya rusak. Meski berjarak lima meter dari bibir pantai, ia menyebut, masih akan mempergunakan bangunan yang ada dan belum akan melakukan relokasi.
Dinding jebol, plafon ambrol, genteng rusak membuat siswa belum bisa kembali menggunakan sekolah tersebut. Kegiatan belajar mengajar di MI Swasta Darussalam menunggu renovasi bangunan ditargetkan selesai akhir bulan Maret.

Ia bahkan berharap, sebelum memasuki bulan suci Ramadan serta ujian akhir kenaikan kelas, para siswa bisa kembali mempergunakan bangunan baru. Renovasi bangunan disebutnya dilakukan dengan perbaikan tiang penyangga tembok, sebagian pembangunan ruang belajar baru.
“Pihak sekolah tentunya memikirkan untuk memiliki bangunan yang baru, namun lahan untuk membangun tidak ada sehingga hanya dilakukan renovasi di sebagian lahan kosong di sekitar bangunan lama,” terang Cepnuh, saat dikonfirmasi Cendana News, Kamis (7/3/2019).
Rencana jangka panjang ia menyebut, yayasan pengelola MI Darussalam tetap berharap bisa memiliki bangunan yang layak bahkan jika harus direlokasi ke lokasi lain. Sejumlah lahan di Kecamatan Rajabasa disebutnya merupakan kawasan yang berada di dekat pantai dan berhadapan dengan Gunung Anak Krakatau (GAK).