Minyak Melonjak Setelah Pertumbuhan Pasokan Melemah
NEW YORK — Harga minyak berjangka menguat sekitar dua persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena persediaan minyak mentah AS secara tak terduga turun dan perkiraan resmi pertumbuhan pasokan minyak mentah dari produsen-produsen utama dunia direvisi lebih rendah.
Pemadaman listrik yang meluas di Venezuela yang telah menghentikan ekspor minyak mentah dari negara anggota OPEC yang telah mengalami pengurangan pengiriman dari sanksi-sanksi AS, juga membantu memperketat pasar.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei, naik 0,88 dolar AS atau 1,32 persen, menjadi ditutup pada 67,55 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 1,39 dolar AS atau 2,44 persen, menjadi menetap pada 58,26 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Kedua acuan harga minyak berakhir di level tertinggi sejak pertengahan November.
Stok minyak mentah AS turun pekan lalu karena kilang-kilang meningkatkan produksi, kata Badan Informasi Energi AS (EIA). Persediaan minyak mentah AS turun 3,9 juta barel di minggu lalu, dibandingkan dengan ekspektasi para analis untuk kenaikan 2,7 juta barel.
“Dengan kilang-kilang mulai perlahan keluar dari perawatan, pemotongan OPEC mulai menendang, dan pasokan Venezuela, Anda mungkin akan melihat lebih banyak penarikan (permintaan) dalam beberapa minggu mendatang,” kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago. “Itu terlihat sangat mendukung ketika kilang-kilang keluar dari perawatan.”
Data EIA lainnya menunjukkan produksi minyak mentah AS turun dari rekor tertinggi, berkurang 100.000 barel per hari (bph) menjadi 12 juta barel per hari minggu lalu.