Level Asia Tenggara, Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia Rendah

Editor: Satmoko Budi Santoso

Sementara itu, pembicara lainnya, perwakilan IMF John Bluedorn, PhD., mengatakan, setiap negara menghadapi tantangan yang hampir sama dalam meningkatkan keterampilan kerja kaum muda. Disparitas teknologi dan kesenjangan gender menjadi hambatan dalam peningkatan keterampilan kerja.

“Padahal rendahnya keterampilan kerja dan rendahnya kualitas pendidikan menyebabkan angka pengangguran tenaga kerja muda meningkat,” katanya.

Karena itu, penguatan lembaga latihan kerja, peningkatan kualitas pendidikan, pemberian pelatihan usaha dan pemasaran serta adanya jaminan sosial dan hukum terutama untuk kelompok perempuan sangat diperlukan. Menurutnya, kaum muda di Indonesia perlu mendapatkan pendidikan peningkatan kompetensi dan pelatihan usaha.

Di lain pihak, ekonom UI dan pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Ninasapti Triaswati Ph.D., menyoroti kesenjangan teknologi di kalangan tenaga kerja muda dan belum meratanya fasilitas ketersediaan listrik maupun internet, menjadi hambatan dalam pengembangan pembangunan ekonomi industri berbasis digital.

“Bila tidak ada listrik dan internet dampak ekonomi dari revolusi digital akan sulit dirasakan seluruh daerah,” ujarnya.

Terkait persoalan ketenagakerjaan, ia meminta pemerintah perlu mendorong lahirnya peraturan ketenagakerjaan yang pro tenaga kerja serta mendorong iklim investasi yang baik sehingga tercipta lapangan kerja baru.

“Pemerintah dan politisi harus pro tenaga kerja sehingga ekonomi bisa tumbuh dengan baik,” katanya.

Lihat juga...