KKP-FAO Setujui Pengelolaan Ekosistem Laut Besar Indonesia

Ilustrasi -Dok: CDN

PONTIANAK – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan pemerintah daerah dari tujuh provinsi, menyetujui rencana untuk meningkatkan pengelolaan Ekosistem Laut besar Indonesia (Indonesian Seas Large Marine Ecosystem/ISLME), dengan dukungan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).

Dalam rilis yang diterima dari FAO di Indonesia di Pontianak, Kalimantan Barat, disebutkan Ekosistem Laut besar (Large Marine Ecosystem) didefinisikan sebagai daerah pesisir yang memiliki produktivitas lebih tinggi daripada di daerah laut terbuka.

Secara global, terdapat 66 ekosistem laut besar, di mana ekosistem laut besar Indonesia merupakan yang terbesar di dunia dengan 500 spesies terumbu karang, 2.500 spesies ikan laut, 47 spesies dari bakau dan 13 spesies lamun.

Tujuh pemda yang dilibatkan adalah Banten, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,  dan Kalimantan Timur.

Lima area prioritas Ekosistem Laut besar Indonesia dalam program ini terletak di pantai utara Jawa, Kalimantan Timur, Flores Timur, Lombok dan daerah perbatasan Batugede-Atapupu.

Perencanaan terhadap kelima daerah tersebut diselesaikan dalam pertemuan di Bogor yang berakhir Rabu (6/3). Program ini merupakan bagian dari proyek regional yang dilaksanakan oleh Indonesia dan Timor-Leste, meliputi 213 juta hektare perairan territorial, termasuk dalam Ekosistem Laut besar Indonesia (ISLME).

Sekitar 185 juta orang yang tinggal di daerah itu sangat bergantung pada industri pesisir dan kelautan, termasuk perikanan, akuakultur, produksi minyak dan gas, transportasi, dan pariwisata.

Wilayah Ekosistem Laut besar Indonesia telah menghadapi berbagai ancaman. KKP memperkirakan, bahwa kerugian dari penangkapan ikan illegal (IUU) di perairan Indonesia berjumlah 20 miliar dolar AS per tahun.

Lihat juga...