DPRD Diminta Menolak Pembangunan Kolam Apung di Awalolong
Editor: Mahadeva
LEWOLEBA – Front Mahasiswa Lembata Makassar Merakyat (Front Mata Mera) menolak pembangunan di Pulau Pasir Puti Awalolong.
Mahasiswa melakukan penolakan dalam aksi demonstrasi di Kantor Bupati dan DPRD Lembata, Senin (18/3/2019). Mahasiswa menyebut, lebih baik dana untuk pembangunan dipergunakan membangun jalan, air dan listrik. “Masyarakat Lembata masih membutuhkan jalan, air dan listrik, sehingga lebih baik dana untuk pembangunan di Pulau Awalolong dipergunakan untuk itu. Kami mahasiswa Lembata Makasar menolak pembangunan ini,” sebut Ramli Leuwayan, Ketua Front Mata Mera, Senin (18/3/2019).
Mahasiswa meminta DPRD Lembata mengambil sikap secara kelembagaan, menolak pembangunan di Awololong. Selain itu, mahasiswa juga mendesak Gubernur NTT, agar menyatakan sikap secara terbuka soal Awololong.
“Proses hukum para pihak yang terlibat pencairan dana 80 persen proyek di Awololong. Apabila pernyataan sikap ini tidak diindahkan, maka Front Mata Mera siap tidur di Kantor DPRD Lembata,” tegasnya.
Salah satu mahasiswa, Ikhram, dalam orasinya meminta masyarakat tidak takut untuk mengkritisi kebijakan pemerintah daerah. Sikap kritis penting, dan merupakan bagian dari demokrasi. Masyarakat harus sadar dan kritis, mencermati segala kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Lembata. “Saya meminta supaya masyarakat jangan merasa takut melawan pemerintah, karena sikap ini merupakan bentuk kontrol masyarakat terhadap pemerintah. Masyarakat harus mengontrol pemerintah dalam perencanaan pembangunan di daerah ini,” tegasnya.
Masyarakat Kabupaten Lembata, tidak membutuhkan Taman Kota dan Kolam Apung di Pualu Awalolong. Masyarakat lebih membutuhkan pembangunan jalan, air dan listrik, yang sangat menjadi kebutuhan masyarakat. “Untuk Kolam Apung di Pulau Awalolong, dana yang sudah dikucurkan Rp7 miliar. Kalau uang ini dipergunakan untuk membangun tiga kebutuhan dasar masyarakat tersebut, maka masyarakat pasti akan menikmati hasil dari pembangunan,” ujarnya.