Wali Kota: Kemacetan di Kota Bekasi, Tanda Ada Pertumbuhan Ekonomi
Editor: Makmun Hidayat
BEKASI — Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengaku bangga dan tidak menyangkal jika wilayahnya dikatakan sebagai kawasan macet. Dia beranggapan Kemacetan menjadi indikator adanya pertumbuhan ekonomi di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Hal itu dikatakan Rahmat menanggapi pernyataan Wali Kota Cilegon, Provinsi Banten, Edi Ariadi yang baru dilantik menggantikan Tb Iman Ariyadi, yang tersangkut kasus korupsi, pada Selasa (20/2/2019). Usai dilantik, Edi ingin infrastruktur di Cilegon dibangun besar-besar agar kotanya tak seperti Bekasi, yang macet di mana-mana.
“Kalo ga macet, ga ada pertumbuhan ekonomi, kotanya ga maju, pendidikannya ga jalan, dan ga bisa bayar kartu sehat, biar aja macet yang penting laju pertumbuhan ekonomi saya di atas rata-rata nasional,” kata Rahmat Effendi, sebelum mengisi giat kepemudaan di Islamic Center, Kamis (21/2/2019).
Wali Kota Bekasi mengklaim, masyarakat Bekasi puas dengan kondisi pendidikan dan kesehatan yang diberikan pemerintah. Persoalan infrastruktur akan terus dilakukan perbaikan.
“Tugas saya, bukan hanya merubah sistem tetapi warga masyarakatnya juga ikut diperbaiki,” ungkapnya, jika ingin tidak macet maka kembali di bawah tahun 1999.
Menurutnya, kemacetan di wilayah Bekasi, memiliki ada empat program strategis nasional, pertama elevated tol dari Cikunir, LRT, ketiga jalur Kereta Cepat dan terakhir Tol Becakayu. Semuanya adalah program strategis nasional yang sudah 19 tahun mangkrak dan baru berjalan sekarang.
Dampak dari pembangunan proyek strategis tersebut, tentu berdampak pada kemacetan di dalam tol banyak kendaraan yang bervolume besar berpindah ke jalur alteri, akibatnya lalu lalang kendaraan terganggu. Apalagi proyek pembangunan tol Becakayu, diketahui sudah merusak daerah aliran sungai Kalimalang.