Usaha di Jalinsum Mulai Terdampak Keberadaan Jalan Tol Sumatera
Editor: Mahadeva
Selain memberi penghasilan bagi pemilik warung makan, saat kendaraan ekspedisi berhenti sejumlah usaha lain ikut mendapat keuntungan. Saat jalan tol Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggibesar dioperasikan seluruhnya, Siti Aminah yakin, usaha yang ada di Jalinsum akan gulung tikar. Pemilik modal yang juga memiliki lahan di dekat pintu tol, memilih memindahkan usaha di lokasi yang dekat dengan pintu tol.
Kendaraan yang akan masuk dan keluar jalan tol, menggunakan waktu istirahat di warung makan yang juga menyediakan jasa tambal ban dan reparasi kendaraan di sekitar pintu tol. Dalam kondisi normal sebelum jalan tol Sumatera beroperasi, warung Siti Aminah didatangi sedikitnya 50 kendaraan truk. Dengan adanya lahan luas untuk parkir, lokasi bak penampungan air untuk mencuci kendaraan, tempat istirahat sopir, membuat warung makan miliknya menjadi lokasi perhentian.
Kini setelah jalan tol dioperasikan, maksimal hanya sekira 30 kendaraan truk ekspedisi yang berhenti di warung miliknya. Relasi antara pengemudi, pemilik jasa ekspedisi, pemilik warung makan, disebutnya menjadi relasi saling menguntungkan.
Pengemudi dan awak truk, disebutnya sudah bekerjasama dan memberikan deposit untuk kebutuhan makan para pengemudi. Meski demikian, dari sebagian pemilik usaha ekspedisi memilih menggunakan jalan tol, sehingga kendaraan tidak lagi melintas di Jalinsum.
Aris Maulana, pengemudi truk ekpedisi lintas Sumatera ke Jawa menyebut, keberadaan jalan tol mulai banyak digunakan. Meski demikian, Aris Maulana yang mengangkut beras dari Lamsel ke Jakarta, masih memilih melintas lewat Jalinsum. Keberadaan jalan tol, bagi pemilik usaha ekspedisi akan berimbas pada keluarnya biaya lebih.