Si Mesin Pemotong Padi yang Resahkan Buruh Tani
Editor: Makmun Hidayat
PESISIR SELATAN — Buruh tani di daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, mengaku resah dengan keberadaan peralatan canggih untuk memanen padi yang disebut dengan mesin pemotong padi. Mesin itu dinyatakan telah merenggut penghasilan buruh tani di daerah setempat.
Aldi Putra (28 tahun) mengatakan, di daerah tersebut cukup banyak masyarakat setempat yang menjadi buruh tani. Dapat dikatakan ada sekira ratusan orang yang menjadi buruh tani. Banyaknya buruh tani di daerah Kecamatan Sutera itu, dikarenakan cukup luasnya lahan sawah yang membentang hingga ke bagian barat.
Namun kini, terutama sejak masuknya mesin pemotong padi yang dimiliki pengusaha di daerah itu, cukup banyak masyarakat yang hendak panen, tidak lagi membutuhkan jasa buruh tani, melainkan lebih cenderung menggunakan mesin pemotong padi. Akibatnya, ratusan buruh tani, jadi tidak menikmati penghasilan di momen panen.
“Buruh tani itu momennya hanya setiap padi sudah siap panen. Artinya paling cepat itu satu kali dalam tiga bulan. Sekarang, momen-momen yang dinanti itu, hilang sudah, gara-gara masuknya mesin pemotong padi itu,” ujarnya, dengan nada dan rawut wajah yang sedih, Senin (4/2/2019).
Aldi menjelaskan, dengan usianya yang terbilang cukup muda ini saja, terlihat adanya keperhatian pemerintah terhadap masyarakat kecil, seperti halnya buruh tani. Padahal melihat dari penghasilan yang didapatkan, tidak lah terlalu, tapi masih saja pihak-pihak yang merenggut yang selama ini jadi penantian buruh tani. Biasanya, dalam sehari panen itu, upah yang didaptkan Rp100 ribu hingga Rp200 ribu dan tergantun jumlah padi yang dipanen.