Sering Kesulitan Air Bersih, Warga Dusun Kayu Tabu Tampung Hujan
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Warga perbukitan Kayu Tabu sering kesulitan air bersih. Saat musim kemarau, warga harus mencari air ke belik atau sumber mata air yang ada di dekat sungai.
Ardyanto, salah satu warga Kayu Tabu menyebut, selain mencari air ke belik, warga juga membeli air Rp150.000 perseribu liter. Warga sebenarnya sudah membuat sumur bor, dengan memanfaatkan bantuan pemerintah. Namun, wilayah perbukitan dan bebatuan, membuat proses pembuatan sumur akhirnya dihentikan.
Pasokan air bersih bagi warga, selama bertahun-tahun mengandalkan sumur dalam, yang debitnya menurun saat kemarau. Saat debit air sumur menyusut, warga mengambil air bersih di hutan larangan, yang masih memiliki sumber mata air yang melimpah. Meski harus mengambil dari jarak yang jauh, dan menampungnya di bak penampungan. Saat hujan mulai turun seperti saat ini, warga memilih menampung air hujan di bak penampungan.
“Air hujan yang berasal dari atap rumah saya kumpulkan dengan menggunakan corong dan selang khusus pada dua bak penampungan agar bisa digunakan saat dibutuhkan,” terang Ardyanto, yang saat ditemui Cendana News tengah menampung air hujan di rumahnya, Jumat (7/2/2019).

Menampung air hujan dilakukan untuk menghemat pengeluaran. Air yang diambil dari salah satu belik, diambil dengan mengendarai kendaraan roda dua. Air bersih yang diambil dari belik hanya dipergunakan untuk memasak dan mandi. Sementara air hujan, dipergunakan untuk mencuci perabotan rumah tangga, menyiram tanaman, mencuci pakaian, serta menyiram tanaman.