Selama Januari, 65 Warga Sikka Terserang DBD
Editor: Makmun Hidayat
MAUMERE — Kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sikka dan beberapa kabupaten lainnya terus mengalami peningkatan, sebab saat ini sedang musim hujan dan membuat nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak secara pesat.
“Biasanya kasus Demam Berdarah meningkat ketika memasuki musim penghujan. Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di Kabupaten Sikka,” sebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, dr. Maria Bernadina Sada Nenu, MPH, Jumat (1/2/2019).

Di Kabupaten Sikka sejak bulan Januari saja, kata Maria, sudah terdapat 65 kasus. Bulan Desember 2018 jumlah kasus DBD masih 4 kasus dan mulai meningkat tajam sejak musim hujan di bulan Janauri 2019 ini.
“DBD mulai berkembang dan menyebar di Sikka sejak tahun 2004 hingga menimbulkan (KLB) di tahun 2010, 2013 dan 2016. Berdasarkan siklus perkembangan kasus DBD Kabupaten Sikka setiap 3 tahun terjadi KLB sehingga tahun 2019 beresiko terjadinya KLB DBD,” ungkapnya.
Kasus DBD di Sikka pun tambah Maria, terus terjadi setiap tahun sehingga cenderung endemis atau menetap. Beberapa tahun terakhir, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) seringkali muncul di musim pancaroba, khususnya bulan Januari di awal tahun seperti sekarang ini.
“Orang yang terserang DBD memiliki gejala awal berupa demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-tanda perdarahan,” jelasnya.