Monumen Stasiun Radio PC2 AURI Playen, Saksi Bisu Keberhasilan Serangan Umum 1 Maret

Editor: Mahadeva

Sutaryo menunjukkan foto-foto kenangan di rumah markas Stasiun Radio PC2 AURI Playen – Foto: Jatmika H Kusmargana

“Rumah ini dijadikan markas, karena tempatnya yang aman dan tersembunyi. Sebab dulu di sekeliling halaman terdapat pagar duri pohon Suru yang cukup tinggi mengitari rumah ini. Ny Prawirosetomo kemudian menyumbangkan rumahnya sebagai markas. Apalagi hanya di rumah ini-lah, sinyal radio saat itu bisa tersambung,” ujar Sutaryo, pengelola Monumen Stasiun PC2 AURI Playen, yang juga cucu dari Ny Prawirosetomo.

Dengan alat berupa radio sangat sederhana jenis PC2, berita keberhasilan Serangan Umum 1 Maret, sebagai upaya merebut dan menguasai Ibu Kota Yogyakarta selama enam jam, disiarkan ke seluruh dunia dari tempat tersebut. Penyiaran dilakukan dengan menyampaikan berita tersebut ke stasiun sejenis di Sumatera. Kemudian berita diteruskan ke Birma dan India. Siaran itu dilakukan dengan menembus blokade informasi yang dilakukan Belanda, hingga sampai ke telinga dewan perwakilan Indonesia di sidang keamanan PBB.

Menurut keterangan di Monumen tersebut, siaran berita Serangan Umum 1 Maret dilakukan malam hari, setelah serangan dilancarkan sejak pagi hingga siang hari. Teks berita yang masih berupa tulisan tangan, dibawa langsung oleh Kolonel Simatupang ke wilayah Playen.

Teks kemudian dihancurkan agar tidak bisa dilacak oleh tentara Belanda. “Rumah ini kemudian dijadikan monumen atas perintah Pak Harto. Peresmian monumen dilakukan pada 10 Juni tahun 1984 oleh Gubernur DIY kala itu Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Hingga saat ini setiap Peringatan Serangan Umum 1 Maret, berbagai kegiatan seperti Upacara Bendera masih dilakukan di sini,” ungkapnya.

Lihat juga...