Belajar membuat Gula Tebu di Agrowisata Bulak Barokah
Editor: Mahadeva
ʺTiket masuk Rp12 ribu, dan pengunjung bisa menikmati terapi ikan gratis, tetapi kalau untuk memetik durian atau sayur lainnya, nanti dihitung per kilogram,ʺ kata Kepala Desa Langgongsari, Rasim, Minggu (3/2/2019).
Menurut Rasim, banyak anak-anak sekolah datang untuk belajar pengolahan gula kristal maupun gula tebu. Mereka tertarik melihat kerbau yang berputar-putar, serta pekerja yang memasukan tebu ke alat penggilingan. Begitu pula dengan pembuatan gula kristal, seringkali pengunjung ikut mengaduk adonan gula di wajan besar.
Salah satu pengunjung, Deborah mengatakan, awalnya Dia datang ke agrowisata untuk membeli durian sambil berwisata. Namun, ternyata ada juga sayur mayur, sehingga Dia juga membelinya. ʺSayurnya langsung memetik sendiri di pohon dan bagus-bagus, jadi saya juga beli sayur, ini ada terong cukup banyak. Kalau buah durian jelas wajib beli, karena itu tujuan awal ke sini,ʺ tutur Deborah yang datang bersama keluarga.
Selain wisata edukasi dan kuliner durian, Bulak Barokah juga menjadi menyediakan titik swafoto bagi pengunjung. Pohon durian yang berbuah lebat, menjadi tempat foto favorit pengunjung. ʺJarang-jarang bisa foto dengan buah durian bergelantungan di pohon sebanyak ini, duriannya bahkan sampai ada yang menyentuh tanah,ʺ tutur pengunjung lain bernama Diah Nastiti.
Saat ini, Bulak Barokah sudah banyak dikenal. Dalam satu hari tingkat kunjungannya menyentuh ratusan orang. Pada hari libur meningkat sampat 300-an pengunjung.