Tsunami Turunkan Produksi Angkutan Nataru di Bakauheni

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Bencana tsunami Selat Sunda, berdampak pada produksi angkutan pada libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru). Penurunan terlihat dari rekapitulasi data posko angkutan Nataru, sejak 20 Desember 2018) hingga Senin (31/12/2018) jumlah penumpang di Pelabuhan Bakauehni hanya 380,283 orang.

Sementara, jumlah penumpang yang naik dari Pelabuhan Merak mencapai 446.909 orang. Dengan demikian, penumpang Nataru didominasi dari Merak menuju Bakauheni, dengan jumlah sekira 66.626 orang.

Hasan Lessy,General Manager PT.ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Lampung Selatan – Foto Henk Widi

Hasan Lessy, General Manager PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut, puncak masa angkutan libur akhir tahun dari Merak terjadi pada Sabtu (22/12/2018). Pada puncak tersebut, jumlah penumpang yang diangkut mencapai 66.897 penumpang. Sebaliknya dari Bakauheni, puncak angkutan terjadi pada Selasa (25/12/2018), dengan jumlah penumpang 42.333 orang.

Puncak angkutan kendaraan roda dua dari Merak, terjadi pada Sabtu (29/12/2018), dengan jumlah kendaraan yang diangkut 3.633 unit sepeda motor. “Penurunan produksi angkutan, setelah adanya tsunami dan erupsi Gunung Anak Krakatau, cukup terlihat. Orang enggan menyeberang menggunakan kapal laut, karena khawatir keselamatan, padahal pelayaran berjalan normal,” terang Hasan, saat dikonfirmasi Cendana News, Selasa (1/1/2019).

Berdasarkan perbandingan dengan angkutan nataru tahun lalu, Hasan Lessy menyebut, jumlah penumpang menurun delapan persen. Sepeda motor menurun 14 persen, dan kendaraan roda empat, naik empat persen. Kondisi tersebut, imbas adanya tsunami dan erupsi Gunung Anak Krakatau. Selain itu, Hasan Lessy menyebut, penurunan terjadi karena libur Nataru tahun ini cukup singkat. Sejumlah instansi pemerintah, tidak memiliki jadwal cuti bersama. Hal itu berbeda dengan jadwal libur sekolah.

Lihat juga...