Terapis REKAN Gelar Pengobatan Tradisional Bagi Korban Tsunami
Editor: Mahadeva
Keluhan yang paling dirasakan nelayan diantaranya sakit pinggang, keluhan di tulang, syaraf kejepit. Antusiasme warga cukup bagus. Tercatat warga yang mendaftar untuk pengobatan perhari mencapai 100 orang, baik laki laki maupun wanita.
Pengobatan dilakukan hingga malam hari, memperhitungkan animo masyarakat tinggi. Terkait sumber dana untuk tranportasi serta kebutuhan relawan, Isnen menyebut komunitas REKAN kerap membuka pelatihan, mengadakan Bakti Sosial (Baksos) di Jakarta, Banten dan Bogor. Pelatihan dan Baksos juga bertujuan untuk mencari relawan baru, sesuai dengan metode pengobatan tradisional yang diajarkan.
Hasil baksos dari pasien dan donatur, dipergunakan untuk biaya perjalanan serta operasional untuk menuju ke lokasi bencana. “Sejumlah donatur yang memiliki kepedulian pada misi kami untuk meringankan beban gangguan kesehatan korban bencana juga memberi dukungan finansial,” beber Isnen.
Sejumlah desa di Lamsel yang mendapat layanan pengobatan adalah, Desa Way Muli dan Sukaraja. Aktivitas pengobatan dilakukan hingga Jumat (18/1/2019). Selama empat hari, sudah ada 400 pasien yang dilayani.
Terapis REKAN yang lain, Syekh Puji, mengaku ahli dalam pengobatan terapi al Fashdu, atau totok darah. Teknik tersebut dilakukan dengan cara mengeluarkan darah dari pembuluh darah vena. Berbeda dengan donor darah, dimana darah masih bisa digunakan, pada tekhnik fasdhu darah yang dikeluarkan tidak dipergunakan lagi. “Kalau donor darah biasanya di lengan tapi tekhnik fashdu bisa di mana saja dimana terlihat urat vena seperti pasien saya ini pada bagian tangan,” beber Syekh Puji.
Ia menyebut teknik Fashdu merupakan cara membuang darah kotor. Darah yang dikeluarkan bisa menjadi indikator adanya sejumlah penyakit. Teknik tersebut bisa memperbaiki aliran darah, serta menghindarkan dari sejumlah penyakit komplikasi.