Petani Padang-Pariaman Sukses Budi Daya Kelulut

Koloni lebah kelulut - Foto Istimewa

PARIT MALINTANG – Seorang petani di Korong Sungai Pua, Nagari Koto Dalam Barat, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), membudidayakan lebah kelulut. Usaha yang dilakukan semenjak 2017 tersebut, sukses meningkatkan perekonomian.

“Saya melihat potensi budi daya kelulut di Sumbar besar, sehingga tertarik untuk membudidayakannya,” kata pembudi daya lebah kelulut, Mukhlisin, Selasa (8/1/2019).

Budi daya kelulut yang dijalani Mukhlisin adalah, kegiatan sampingan. Namun, hingga saat ini produksi madu dari jenis serangga itu telah mencapai satu liter perbulan. Madu tersebut dikemas dalam botol ukuran 100 mililiter, yang dijual Rp100 ribu perbotol. Madu tersebut dijual hingga keluar Sumbar, melalui sistem pemesanan langsung.

Budi daya tersebut, tidak menghadapi kendala berarti. Belum adanya pesaing, menjadi salah satu faktor penyebabnya. Bahkan kini, Mukhlisin belum mampu memenuhi pesanan, karena produksi masih sedikit. Musim penghujan, mempengaruhi jumlah produksi madu dari serangga kelulut.

Saat ini, telah ada tiga jenis lebah kelulut, yang didapat di Padang Pariaman, maupun luar daerah. Karena budi daya tersebut, Dia ditunjuk Dinas Kehutanan Sumbar, untuk mengikuti pelatihan ke Medan beberapa waktu lalu. Mukhlisin sekarang, telah menjadi penyuluh untuk budi daya lebah kelulut. Aktivitasnya bertambah dengan membina dua lokasi budi daya lain di Padang Pariaman, dan satu di Kota Pariaman.

Budi daya lebah kelulutnya, telah menjadi lokasi penelitian dari sejumlah perguruan tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri. Kesulitan dari budi daya lebah kelulut adalah, ketika memasuki musim hujan. Kemudian, sedikitnya jumlah bunga di lokasi pembudidayaan, juga berpengaruh pada produksi madu. “Selain itu semut dan cecak juga dapat mengganggu lebah,” katanya.

Lihat juga...