Mahasiswa UMM, Rancang Jembatan Bercirikan Budaya Sulawesi
Editor: Mahadeva
MALANG – Mengadopsi keragaman kebudayaan yang ada di Indonesia, empat mahasiswa Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), berhasil merancang jembatan bercirikan budaya Sulawesi. Mereka adalah M.Ikbal Maulana, Rendy Ashary, Ana Mahrurin dan Andre Oktavian Wijaya. Para mahasiswa tersebut, tergabung dalam tim Red Jaeger.
Disampaikan Ikbal, latar belakang dipilihnya budaya Sulawesi, sebagai ciri khas rancangan jembatan yang diberi nama Tudang Sipulung tersebut, tidak terlepas dari kebanggaan mereka akan kebudayaan tanah kelahiran keempatnya, yakni Sulawesi. Tudang Sipulung, bermakna duduk bersama atau musyawarah. “Kebetulan dalam tim Red Jaeger terdiri dari empat orang yang berasal dari Sulawesi. Sehingga kami memutuskan mengadopsi adat dari Sulawesi dalam rancangan jembatan Tudang Sipulung,” jelasnya saat memamerkan karyanya di Dome UMM, Kamis (3/1/2019).
Budaya yang diadopsi tersebut, mengambil ciri khas dari empat suku yang ada di Sulawesi, Ciri khas tersebut, digambarkan di rancangan jembatan. Empat suku tersebut, Makassar yang dicirikan dengan senjata Badik dan kapal Phinisi. Kemudian suku Bugis dengan tari Kipasnya, suku Toraja dengan warna corak dan suku Mandar dengan ukiran.

Rancangan jembatan Tudang Sipulung, memiliki lebar 90 sentimeter, panjang empat meter dan tinggi 60 sentimeter. Sedangkan berat total keseluruhan rancangan jembatan adalah 80 kilogram. “Kemarin waktu di uji, lendutannya juga kecil sekitar 2,175 milimeter atau hanya 10 persen dari lendutan yang diizinkan yakni 15 milimeter,” terangnya.