Kader Partai Berkarya Harus Menerapkan Konsep Pembangunan Presiden Soeharto
Editor: Mahadeva
Kebijakan impor beras, gula, hingga impor garam dan dibukanya impor komoditi buah-buahan, bawang dan daging, merupakan salah satu contoh kebijakan yang tidak pro rakyat. “Dulu ada yang janji, selama tiga tahun akan swasembada padi, jagung, kedelai. Tapi sekarang sudah tahun kelima masih tetap saja impor,” tandasnya.
Itu semua menurut Titiek Soeharto, adalah persoalan kasat mata, yang bisa didengar dan dilihat dari kondisi masyarakat belakangan ini. Semua itu, menjadi catatan penting bagi semua jajaran Partai Berkarya. Presiden Soeharto sebagai inspirator Partai Berkarya, telah mewariskan berbagai konsep jitu dan telah berhasil nyata dijalankan.
“Partai Berkarya memiliki visi, misi dan ideologi yang sangat relevan dengan tujuan Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Ideologi yang mengedepankan pemenuhan dasar masyarakat, meliputi kebutuhan pangan, rumah, pendidikan, kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat dan terus menciptakan peluang ekonomi demi tumbuh kembangnya perekonomiam rakyat,” tuturnya.

Untuk itu Titiek menyebut, pemahan tersebut, harus terus diaktualisasikan. Caranya, melalui kerja cerdas para kader dan caleg Partai Berkarya. Dapat dilakukan, melalui komunikasi yang aktif dan intens dengan masyarakat. Kader Partai Berkarya, harus mampu menghasilkan karya dalam setiap situasi dan keadaan. Berkarya secara positif dan efektif. Berkarya demi rakyat dan bangsa, tanpa kenal lelah.