Hilangkan Kekumuhan, RTRW Jakarta Diubah
Editor: Mahadeva
Menurut Anies, penataan yang dilakukan saat ini hanya berbasis bidang tanah (persil) dan jalan raya, bukan kawasan. Anies mencontohkan pembangunan apartemen oleh swasta yang mayoritas terletak di pinggir jalan raya.
Sementara pembuatan rumah susun murah dikerjakan pemerintah. Hal itu memunculkan ketimpangan, yang tampak dari adanya bangunan tinggi dan pendek di satu kawasan. “Karena aturan-aturan rencana tata ruang kita membuat tidak menguntungkan untuk membangun rumah susun yang di tengah,” ungkap Anies.
Kemudian, KLB di pinggir jalan raya tinggi, sementara yang jauh dari jalan raya memiliki KLB rendah, walaupun satu kawasan. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut mengatakan, penerapan RTRW bakal dilakukan dengan mengandeng pihak swasta. Rencananya, pihak swasta akan diminta untuk membayar KLB, untuk membenahi Jakarta.
“Ini memungkinkan untuk private sector, terlibat di dalam pembangunan kawasan. Jadi, ke depan kita berorientasi pada perencanaan kawasan, perizinan juga orientasinya kawasan bukan per persil,” tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla, melihat beberapa wilayah di Jakarta masih kumuh. Kondisi itu, dilihat Jusuf Kalla saat meninjau kemacetan di Jakarta dengan helikopter. Kalla sempat menyinggung ketimpangan situasi Jakarta. Dia menyebut Jalan MH Thamrin hingga Jalan Sudirman jika dilihat dari udara terlihat seperti jalanan di Singapura.
Namun, daerah Jakarta Utara justru terlihat berbeda. Kawasan Tanjung Priok disebutnya cukup kumuh, dan terlihat seperti kota di India dan Bangladesh. “Seperti Kalkuta, Bangladesh, kayak Manila, ya, kumuhlah,” tandas Kalla.