Bisnis Belut Laut, Pemuda Desa Ini Mampu Ekspor

Editor: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Seorang pemuda asal Sleman Yogyakarta, mampu mendulang pundi-pundi rupiah hanya dengan menggeluti bisnis skala rumahan yang terbilang sederhana.

Usahanya memang tergolong masih sangat jarang dilakukan. Namun siapa sangka, ide bisnisnya itu ternyata memiliki potensi yang sangat menjanjikan.

Dialah Dedi Septian (26) warga dusun Ngaran RT 02, Desa Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Pemuda berperawakan kecil ini memulai bisnis jual beli belut laut atau belut Moray (Moray Eel) atau dalam bahasa latin Muraenidae sejak 2014 lalu.

Berawal dari hobi memelihara ikan, ia akhirnya mantab memulai bisnis belut Moray setelah mengetahui nilai jualnya yang sangat menggiurkan.

Siapa sangka, satu ekor belut Moray, bisa memiliki nilai jual Rp200-300 ribu untuk pasar lokal Indonesia. Sementara di pasar luar negeri, harga belut Moray yang dari bentuknya mirip ular ini bisa meningkat berkali-kali lipat mencapai jutaan bahkan hingga puluhan juta rupiah per ekornya.

Dedi Septian – Foto Jatmika H Kusmargana

“Untuk pasar dalam negeri, saya biasa jual antara Rp200-300 ribu per ekor. Paling mahal saya pernah jual Rp1,2 juta untuk jenis Hinicom dengan panjang 90 cm. Di luar negri, seperti Filipina, harganya lebih mahal sampai Rp2 juta. Bahkan untuk jenis Tiger, di Amerika bisa mencapai Rp7 juta. Sedang di Australia bisa puluhan juta,” katanya.

Mengetahui harga jual belut moray yang sangat tinggi itu, Dedi pun akhirnya mulai membudidayakan hewan predator eksotis yang hidup di air laut maupun payau itu.

Berbekal sejumlah akuarium, ia mulai mencari belut Moray untuk ia besarkan dan ia jual. Terlebih Indonesia merupakan salah satu daerah yang memiliki paling banyak belut Moray di dunia.

Lihat juga...