JAMBI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari mencatat, selama 2018, kasus bencana yang melanda dan terjadi di kabupaten tersebut mengalami peningkatan dari 2017.
“Ada enam kasus bencana alam di Batanghari yang selalu terulang setiap tahunnya dan ada tiga kasus di antaranya mengalami peningkatan,” kata Sekretaris BPBD Batanghari, Samral, Rabu.
Enam kasus bencana yang kerap kali terjadi di daerah itu diantaranya kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), banjir, angin puting beliung, kebakaran rumah, longsor dan korban tenggelam.
Sementara, tiga kasus bencana yang mengalami peningkatan diantaranya kasus bencana Karhutla, di mana pada 2017 hanya ada terdapat 17 titik api, sedangkan pada 2018 meningkat menjadi 45 titik api.
Selanjutnya, kasus bencana angin puting beliung pada 2017 terdapat empat kasus dan di 2018 meningkat menjadi lima kasus. Kemudian kasus orang tenggelam, di 2017 tidak ada kasus, sedangkan 2018 terdapat enam kasus.
Namun, terdapat juga kasus bencana yang mengalami penurunan dan stagnan di 2018. Diantaranya kasus kebakaran rumah. Pada 2017 terdapat 45 kasus kebakaran rumah terjadi penurunan pada 2018 hanya ada 33 kasus kebakaran rumah dan selanjutnya kasus banjir dan tanah longsor. Tercatat satu kasus banjir dan longsor pada 2017 dan 2018.
Khusus kasus Karhutla, ke-45 titik tersebut tersebar di tujuh dari delapan kecamatan. Dengan luas lahan yang terbakar mencapai 477,97 hektare. Lahan di Kecamatan Bajubang merupakan luas yang terbesar terbakar, mencapai 290,12 hektare dari 14 titik api yang tersebar di beberapa wilayah.
Untuk kasus puting beliung tersebar di tiga kecamatan, diantaranya Kecamatan Muarabulian dua kasus, Batin XXIV satu kasus dan Kecamatan Mersam dua kasus.