Viu Indonesia dan Mimpi Besar Kuasai Industri Film Dunia

Editor: Mahadeva WS

Untuk sampai ke mimpi tersebut, harus ada wadah pendidikan, terutama untuk generasi muda. Wadah tersebut, juga akan mendorong terbentuknya eksosistem perfilman, yang pada muaranya terbentuk industri perfilman nasional. Saat ini, perfilman di Indonesia belum dapat dikatakan sebagai industri. Hal itu dikarenakan, fim tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap pendapatan nasional. “Makanya, kalau semua dirangkul dengan benar, wadah berkarya, wadah distribusi dan pendidikan yang benar, maka seharusnya dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan, industri Indonesia sudah terbentuk,” ujarnya.

Untuk proses pendidikan generasi muda tersebut, diselenggarakan Viu Shorts. Targetnya, bisa memberikan pendidikan perfilman, produksi perfilman ke kabupaten-kabupaten dan kotamadya Pendidikannya dimulai Oktober 2018 hingga bulan Mei 2019. Yang menjadi sasaran, anak-anak di kabupaten dan kota, yang memiliki bakat dan minat di perfilman.

“Dengan begitu, anak-anak muda tersebut bisa memproduksi sebuah film, video yang bisa ditanyangkan di Viu dan disaksikan warga dunia. Dengan begitu diharapkan industri perfilman di suatu daerah berkembang dan otomatis mereka akan membuka lapangan pekerjaan di dunia perfilman,” jelasnya.

Sarat Muatan Lokal

Maumere, menjadi kota ke enam setelah Cilegon, Purbalingga, Siak Indrapura, Bojonegoro dan Kupang yang dipilih Viu Indonesia untuk di datangi. Viu melakukan pendidikan di kabupaten dan kota, karena Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, untuk memimpin industri perfilman dunia. Indonesia satu-satunya negara, yang memiliki 17 ribu pulau, 700 kebudayaan dan 300 bahasa. Setiap kebudayaan menyimpan cerita masing-masing, dan setiap kebudayaan memiliki keunikan sendiri-sendiri.

Lihat juga...