Pemkab Solok Diminta Optimalkan SMP Berbasis Pesantren
AROSUKA — Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, diminta mengoptimalkan SMP berbasis pesantren sebagai salah satu cara untuk menjawab persoalan pendidikan karakter dan moralitas siswa di daerah itu.
“Seharusnya di tahun kedua pascapencanangan sistem pendidikan SMP berbasis pesantren sudah optimal di seluruh kecamatan. Setidak-tidaknya di setiap kecamatan sudah ada minimal satu SMP yang dapat diandalkan dalam menjawab persoalan karakter anak bangsa,” kata Ketua DPRD Kabupaten Solok, Hardinalis Kobal di Arosuka, Rabu (19/12/2018).
Namun di lapangan lanjutnya, masih banyak kecamatan yang belum memiliki sama sekali.
Ia menyebutkan SMP berbasis pesantren ini sebagai upaya menjawab persoalan-persoalan karakter, pendidikan dan moralitas anak bangsa.
Jika diterapkan secara merata akan bisa menghasilkan anak-anak berkarakter baik, dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, tutur dia.
Kabupaten Solok telah menerapkan sistem pendidikan ini sejak 17 Februari 2017. Namun sangat disayangkan, sampai hari ini belum diterapkan secara optimal.
Ia menyebutkan Kabupaten Solok memiliki 14 kecamatan, demi pemerataan, maka untuk tahap awal Pemerintah Kabupaten Solok cukup mendirikan 14 SMP berbasis pesantren. Hingga hari ini memang telah ada 17, namun tidak merata di setiap kecamatan, karena masih ada kecamatan yang belum memilikinya.
Hal ini karena SMP berbasis pesantren menumpuk di kecamatan-kecamatan yang relatif lebih maju. Jika ini dibiarkan, lambat laun akan membuat kesenjangan mutu pendidikan antarkecamatan, katanya.
Ia menyebutkan dulu saat program ini dicanangkan pemerintah setempat menargetkan 66 SMP yang tersebar di 14 kecamatan sudah menerapkan pada awal 2018. Menurutnya semangat untuk menerapkannya kian hari kian redup.