Pakde Karwo: Pendidikan Vokasi Solusi Era Revolusi Industri 4.0
Editor: Koko Triarko
“Saat ini, hanya 22 persen guru SMK yang berkualifikasi guru produktif. Angka ini tentu masih jauh dari kata ideal yang seharusnya minimal terdapat 60 persen guru produktif,” sebutnya.
Selain pelatihan tenaga pendidik, revitalisasi pendidikan vokasi juga dilakukan melalui afiliasi SMK dengan Perguruan tinggi, yang telah dilaksanakan sejak awal 2018.
Lebih lanjut disampaikan pria yang akrab disapa Pakde Karwo ini, langkah revitalisasi selanjutnya adalah bekerja sama dengan negara-negara maju yang telah lebih dahulu menerapkan kebijakan pendidikan vokasi, seperti Jepang, Cina, Korea Selatan, dan Jerman.
Selain itu, strategi revitalisasi lainnya adalah membuat standarisasi lulusan SMK. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan percepatan dan pembentukan lembaga sertifikasi LSP-1.
“Dalam hal ini, Jawa Timur telah mendapatkan kepercayaan mendirikan LSP-1 terbanyak se-Indonesia, yakni 320 lembaga, dan telah memberikan sertifikat kepada 80.000 siswa,” akunya.
Pakde Karwo juga kembali menegaskan, bahwa peningkatan daya saing melalui pendidikan vokasi, merupakan langkah nyata mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dampak kebijakan peningkatan daya saing melalui pendidikan vokasi bisa mendukung kinerja industri, yang pada akhirnya mampu mengungkit pendapatan masyarakat.
“Saya perkirakan, jika kebijakan ini dilaksanakan secara berkelanjutan, dapat mengantarkan Jawa Timur memasuki era pendapatan upper middle income pada 2019, dengan pendapatan per kapita sebesar USD 4.111,” pungkasnya.