Kebersihan Dinding Pengaruhi Kesehatan Anak
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Tumbuh kembang anak yang optimal didukung oleh rumah yang sehat, dengan mengurangi frekuensi sakit, meningkatkan ketertarikan makan, sarana eksplorasi dan stimulasi. Karena itu, kebanyakan orang selalu membersihkan rumah paling tidak dua kali sehari. Tapi, banyak yang tidak menyadari, bahwa ada sumber kuman lainnya yang jarang dibersihkan. Yaitu, dinding rumah.
Dokter Caessar Pronocitro, M.Sc, Sp.A., menyatakan, ada beberapa hal terkait kondisi rumah yang berkaitan dengan kesehatan anak. Rumah yang bersih akan mampu menjadikan anak menjadi sehat secara fisik dan mental.
“Rumah yang bersih dan sehat adalah rumah yang mampu menurunkan tingkat stres dan kelelahan, mengurangi risiko gejala alergi dan gangguan kesehatan. Sehingga, penting untuk menjaga tempat tumbuh kuman untuk selalu bersih. Jadi, tidak akan ada kuman yang berkembang biak,” kata dr. Caessar, saat talkshow Dinding Sehat Keluarga Sehat yang digagas Nippon Paint saat Indonesia Maternity Baby & Kids Expo di JCC Jakarta, Minggu (2/12/2018).
Tempat tumbuh kuman, yaitu toilet, bak cuci piring, spons cuci, bak mandi, pegangan keran air dan pintu serta lantai dan dinding.
“Yang tertinggi persentasenya, ya dinding dan lantai, persentasenya hingga 80 persen. Jamur dan bakteri dapat tumbuh dalam rentang waktu 24-48 jam. Biasanya itu Staphylococcus, Streptococcus, Pseudomonas dan E.Coli,” ujarnya.
Risiko gangguan kesehatan anak, diakui dr. Caessar memang bergantung pada beberapa hal. Yaitu, berapa banyak orang yang tinggal di rumah itu, kebersihan dan kebiasaan di rumah dan faktor daya tahan tubuh anak.
“Setiap tingkat usia anak memiliki risiko yang berbeda untuk terpapar kuman. Tapi, rata-rata akan berkaitan dengan aktivitas mereka. Kebiasaan anak belajar jalan, akan memegang dinding. Atau saat bermain, tangannya akan memegang dinding. Jadi, tingkat kebersihan dinding dan lantai memang paling besar mempengaruhi, karena ya memang sering bersinggungan dengan anak,” paparnya.