Gapoktan, Ujung Tombak Pengembangan Usaha Tani
Editor: Mahadeva WS
Gapoktan harus berperan dalam upaya, mengembangkan usaha tani, memperluas pemasaran hasil, memperoleh informasi pertanian, atau inovasi teknologi secara berkelanjutan, bertukar pengalaman, dan bertukar pikiran antar anggota, serta memecahkan masalah yang dihadapi anggota. “Sebelum mengarah ke sasaran, penting mengupayakan reorganisasi kepengurusan yang tidak aktif, dan peningkatan kapasitas pengurus Gapoktan, agar rumah petani itu menjadi kuat,” sarannya.
Ketika ada kemampuan manajemen organisasi yang baik, maka aktivitas Gapoktan juga akan berjalan dengan baik. Selanjutnya, perlu evaluasi oleh desa, sehingga gapoktan yang bernaung di bawahnya mempertanggungjawabkan kerja dan perkembangan yang terjadi.
Carolus Winfridus Keupung, Direktur WTM menyebut, sangat sulit membangkitkan Gapoktan yang sudah lama tidak aktif. Hal itu berbeda dengan memulai sesuatu yang baru, yang dinilainya lebih muda. Pengurus Gapoktan disebutnya, harus membangun niat untuk mengembangkan organisasinya dengan baik. Sehingga kelompok atau anggota yang bergabung, akan mendapatkan perubahan dalam kehidupan bertani.
Ada banyak peluang usaha yang seharusnya bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian. Gapoktan harus aktif dan sesering mungkin melakukan pertemuan, baik untuk melakukan evaluasi maupun menyusun perencanaan.
Dengan evaluasi, petani bisa mengukur, sejauh mana kerja atau kegiatan kelompok. “Dukungan pendampingan dan motivasi dari pihak pemerintah desa, dinas terkait juga lembaga swasta bisa dilakukan dan pembenahan pun terjadi,” pungkasnya.