Penyerapan Tanaga Kerja di NTB Didominasi Tingkat Pendidikan Rendah

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Suntono. Foto: Turmuzi

MATARAM — Kepala Badan Pusat Statistik, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Suntono mengatakan, masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih tinggi, cenderung lebih sedikit terserap lapangan pekerjaan di NTB.

“Kalau dilihat, serapan tenaga kerja dari masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi lebih sedikit dibandingkan dengan tenaga kerja yang berpendidikan rendah,” kata Suntono di Mataram, Kamis ( 22/11/2018).

Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2018 masih didominasi oleh penduduk dengan tingkat rendah, yaitu SMP ke bawah sebanyak 1.379.317 orang atau 64,03 persen.

Sedangkan penduduk dengan tingkat pendidikan menengah seperti SMU sederajat, jumlahnya hanya mencapai 532.253 orang atau 24,71 persen. Sementara penduduk berpendidikan tinggi jumlahnya hanya sebanyak 242.554 orang atau 11,26 persen dari total angkatan kerja sebanyak 2.237,38 ribu orang.

“Dari jumlah tersebut, 44.174 orang di antaranya berpendidikan Diploma dan 198.380 orang berpendidikan Universitas,” katanya.

Dikatakan, masih rendahnya masyarakat dengan tingkat pendidikan menengah ke atas, selain jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, juga minimnya skill yang dimiliki lulusan sekolah maupun perguruan tinggi.

Termasuk tidak sesuainya lulusan dihasilkan dengan kebutuhan tenaga kerja dari sejumlah perusahaan yang beroperasi di NTB, maupun instansi yang ada di lingkungan pemerintahan.

Sebelumnya Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, Wilda mengatakan, berbagai kebijakan pemerintah terkait penciptaan lapangan kerja terus dilakukan.

Selain menggandeng sejumlah perusahaan yang beroperasi di NTB termasuk KEK Mandalika, juga dengan rutin menyelenggarakan acara job fair, melibatkan banyak perusahaan yang menyediakan berbagai lowongan kerja.

Lihat juga...