Cerita Seputar Lokasi Jatuhnya Lion di Dekat Pantai Tanjungpakis

Ilustrasi pantai - Foto: Dok. CDN

Zaman memang berubah, beda dulu dan sekarang. Saat ini, lokasi jatuhnya pesawat Lion Air memang menjadi lokasi primadona untuk memancing. Tapi dulu, sekitar tahun 1990-an, titik itu merupakan area perairan Karawang yang dikenal angker.

“Dari cerita-cerita orang tua dulu, daerah itu memang disebut-sebut angker. Kalau dulu, nelayan ‘mikir-mikir’ kalau harus lewat titik itu,” kata Warta alias Boros, warga Desa Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, Karawang.

Titik jatuhnya pesawat Lion Air disebut-sebut angker, karena dahulu daerah di perairan itu sering berkumpul ikan-ikan besar seperti ikan hiu tutul dan jenis ikan besar lainnya.

Dahulu sering terjadi peristiwa terbaliknya kapal nelayan di titik jatuhnya pesawat Lion Air beregistrasi PK-LQP bernomor penerbangan JT 610. Sehingga dulu, nelayan takut melewati area itu.

Tetapi seiring perjalanan waktu, meski dulu daerah itu disebut angker, kini perairan sedalam sekitar 30-35 meter itu menjadi tempat pilihan warga untuk memancing. Termasuk menjadi titik nelayan untuk mencari ikan.

Bukan Kuburan Kapal Karam

Dinas Perikanan Kabupaten Karawang tidak menyangka bisa “terseret” dalam peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air beregistrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di Perairan Tanjungpakis, Pakisjaya, Karawang.

Salah satu organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Karawang ini “terseret-seret” karena ada beberapa media yang menghubung-hubungkan titik penemuan benda cagar budaya di perairan Karawang dengan lokasi jatuhnya pesawat Lion Air.

Sekretaris Dinas Perikanan setempat Sari Nurmiasih, mengatakan titik penemuan benda-benda cagar budaya dari dasar laut berada di wilayah Perairan Cilamaya, bukan di Perairan Pakisjaya.

Lihat juga...