Warga Kesulitan Air di Bojonegoro, Meningkat
BOJONEGORO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, memperkirakan warga di daerahnya yang kesulitan air bersih akan terus meningkat, karena berdasarkan prakiraan musim hujan di daerah setempat mulai November 2018.
“Kalau perkiraan kami desa yang mengalami kekeringan dampak kemarau masih akan terus bertambah,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Bojonegoro, Nadif Ulfia, di Bojonegoro, Selasa.
Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, di daerahnya masuk musim hujan pada dasarian I-III November. 2018 Oleh karena itu, menurut dia, BPBD akan mendistribusikan air bersih kepada warga yang kesulitan air bersih dengan batas terakhir akhir Oktober 2018.
“Pendistribusian air bersih rata-rata enam tangki (per tangki 5.000 liter) per harinya,” ujar Nadif.
Sesuai data di BPBD Bojonegoro menyatakan, kemarau mengakibatkan 50 desa yang tersebar di 15 kecamatan dengan jumlah 17.382 jiwa (13.881 kepala keluarga/KK) kesulitan air bersih.
Lokasi warga yang kesulitan air bersih, antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Kedungadem, Sugihwaras, Temayang, Ngasem, Tambakrejo, dan Sukosewu.
“Jumlah warga yang kesulitan air bersih jumlahnya lebih dari data yang masuk. Sebab, tidak semua kecamatan melaporkan jumlah warga yang kesulitan air bersih,” ujarnya.
Ia menyatakan, alokasi anggaran untuk pengadaan air bersih dari APBD 2018 sebesar Rp200 juta. Alokasi anggaran itu cukup untuk pengadaan air bersih sebanyak 500 tangki.
“BPBD saat ini sudah mendistribusikan 193 tangki. Ya alokasi anggaran untuk pengadaan air bersih masih aman untuk mencukupi kebutuhan warga yang kesulitan air bersih,” kata Nadif.