Produksi Terus Menurun, Pabrik Karet Sumut Terancam Tutup
Bahkan dari yang.masih bisa satu shift tinggal setengah shift.
Petani karet di Rantau Prapat, K Siregar mengaku sudah menjual sebagian luas karetnya dan mengganti dengan sawit karena harga jual bokar yang sekitar Rp500 per kg tidak menguntungkan.
“Sebelum sawit belum menghasilkan, saya jadi supir untuk memenuhi kebutuahan keluarga sehari-hari,” katanya.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, pemerintah harus segera turun tangan mengatasi turunnya produksi karet Sumut dan daerah lain di Indonesia.
“Jangan hanya membantu petani sawit, karena karet juga menjadi andalan penerimaan devisa Sumut,” katanya
Ia menyebutkan untuk jangka pendek, pemerintah bisa melakukan langkah seperti yang dijalankan Malaysia dengan membeli karet rakyat dengan harga menguntungkan petani. (Ant)