Pesan Kehati-hatian dalam Film The Origin of Santet
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Rebecca M Bath termasuk penulis skenario andal yang produktif berkarya, baik sinetron, film televisi (ftv), web series untuk tayangan di youtube hingga film layar lebar. Ia konsisten dalam dunia kreatif kepenulisan yang menjadi passion-nya.
Skenario film yang ditulisnya antara lain, Jejak Darah (2010), Gevangenis (2013), Ghost (2018) dan kini film terbaru produksi Skylar Pictures dengan arahan sutradara Helfi Kardit berjudul “The Origin of Santet”.
“Saya memang dari dulu suka dengan film horor dan dari dulu juga saya ngefans sama Helfi Kardit dan ingin kerjasama dengan dia, sampai akhirnya dipanggil untuk menulis skenario film The Origin of Santet ini,“ kata Rebecca M Bath kepada Cendana News seusai press screening dan press conference film The Origin of Santet di Kemang Village XXI, Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).
Rebecca membeberkan dirinya suka dengan konsep film The Origin of Santet ini yang tidak terlalu menjual setannya yang muncul terus selama film berlangsung.
“Saya suka dengan konsepnya dan kita banyak brainstorm dengan beberapa kali banyak ganti cerita dan segala macam sampai jadilah film ini dengan cerita yang simple tapi tetap bisa dibikin tentang santet,“ bebernya.
Menurut Rebecca, film horor biasanya tentang rumah berhantu atau keluarga yang kesasar kemana-mana. “Tapi film horor yang saya tulis ini membutuhkan banyak riset,“ ungkapnya.
Untuk menulis skenario film The Origin of Santet, Rebecca mengaku harus konsultasi dengan orang pinter yang bener dan tahu tentang santet, yang mengerti ritual dan mantra-mantranya.
“Saya bertemu dengan orang pinter sampai tiga-empat kali dan ketika naskah skenarionya sudah jadi masih konsultasi dengan dia yang memberitahu dan mengarahkan ini-itu dan segala macam tentang santet,“ paparnya.