Etambutol Berbahan Radioaktif, Permudah Deteksi Kuman TB di Tulang
Editor: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Penyakit tuberkolosis atau TB saat ini bukan hanya menyerang paru tapi juga organ tubuh lainnya, seperti tulang dan saluran pencernaan. Beberapa data juga menunjukkan semakin meningkatnya tingkat resistensi penderita TB pada obat yang diminumnya.
Beberapa penelitian dilakukan terkait pendeteksian kuman mikrobakterium ini dalam upaya meningkatkan jumlah pasien TB yang sembuh. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Pusat Teknologi Radioisotop Radiofarmaka (PTRR) Badan Tenaga Atom Nasional (Batan).
Kepala Bidang Teknologi Radiofarmaka Batan, Agus Ariyanto, menyatakan, yang terbaru dari radiofarmaka adalah menggunakan etambutol yang sudah mengandung bahan radioaktif untuk mendeteksi penyebaran TB di tulang.
“Etambutol ini sendiri sudah digunakan oleh Kimia Farma, yang merupakan mitra Batan dalam memasarkan produk radiofarmaka, untuk mengobati TB Paru. Tapi sekarang dengan bantuan radiasi, etambutol juga dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi penyebaran TB di bagian tubuh lainnya, seperti di tulang,” kata Agus, saat menemui Cendana News, Selasa (23/10/2018).
Etambutol ini memiliki kemampuan untuk berikatan dengan mikrobakterium TB, sehingga jika dilakukan deteksi etambutol, maka akan terdeteksi dimana posisi penyebaran TB.
“Dosis yang kita gunakan sangat kecil, sekitar 2 mg saja. Jadi memang hanya berfungsi untuk mendeteksi posisi kuman TB. Kalau dalam dosis besar, etambutol memang berfungsi sebagai obat TB,” kata Agus.
Penelitiannya sendiri sebenarnya sudah dimulai di Bandung sejak tahun 2006 tapi masih dalam bentuk 2 file.
“Di PTLR Serpong, kita mulai menjadikan etambutol menjadi satu file. Sehingga memberi kemudahan bagi pihak pengguna, biasanya rumah sakit. Mulai penelitiannya sendiri itu tahun 2014. Sekarang sudah masuk ke proses pra reg di BPOM untuk mendapatkan NIE (Nomor Izin Edar),” papar Agus.