Buruknya Komunikasi Lini Pertahanan PSIM Berakibat Fatal

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA– Pelatih PSIM Yogyakarta, menyoroti buruknya koordinasi lini pertahanan Laskar Mataram. Komunikasi yang buruk itu berakibat fatal, dan membuat Laskar Mataram pulang dari lawatan ke Stadion Maguwoharjo, Sleman, dengan kekalahan telak, 0-4 dari PSS.
Bagi PSIM, kekalahan ini cukup menyedihkan. Selain di luar dugaan, tim kebanggaan warga Kota Yogyakarta digelontor tiga gol di paruh pertama laga. Menit 19, Rangga Muslim Perkasa membobol gawang PSIM. Selang empat menit, Cristian Gonzales menambah gol Super Elang Jawa.
Tak butuh waktu lama bagi Gonzales, untuk kembali mencatatkan namanya di papan skor. Untuk kedua kalinya, eks striker Arema dan Persik Kediri ini memaksa kiper PSIM, Ivan Fenrianto, memungut bola dari gawangnya sendiri pada menit 24.
PSIM berpeluang memperkecil ketinggalan di akhir babak pertama, setelah Hendrico Satriadi dilanggar di dalam kotak terlarang. Sayang, Raymond Tauntu gagal menuntaskan misi dengan baik. Sebaliknya, di awal babak kedua PSIM langsung kembali kebobolan.
Ichsan Pratama yang mendapat kawalan satu pemain bertahan Laskar Mataram, dengan leluasa memperdaya Ivan Febrianto sekaligus menjadi gol terakhir di laga tersebut.
“Pemain sudah berusaha, sudah bekerja keras dan hasilnya, kalah. Kami terima kekalahan ini,” ucap Bona Simanjuntak, pelatih kepala PSIM Yogyakarta.
Bona mengungkapkan, kebobolan tiga gol hanya dalam rentang waktu lima menit sangat sulit diterima. Ia menilai, ketiga gol tuan rumah lahir akibat buruknya koordinasi dan komunikasi di sektor pertahanan.
“Tiga gol hasil dari kesalahan pemain kami. Koordinasi dan komunikasi tidak jalan,” sesal Bona.
Kesalahan di lini belakang, lanjut Bona, terjadi karena pemain tidak saling terbuka. Alih-alih membuka komunikasi, pemain justru saling diam dan saling berharap satu sama lain. Akibatnya cukup fatal, karena harus dibayar mahal dengan kebobolan banyak gol.
Di babak kedua, lanjut Bona, anak asuhnya mencoba bangkit. Hanya saja, Laskar Mataram tidak sanggup mengejar ketinggalan. “Kami datang ke sini dengan target poin, tapi apa daya, kami pulang dengan tangan hampa,” ujarnya.
Sementara, Fandy Edi, pemain belakang PSIM, mengaku sudah berjuang semaksimal mungkin. Kendati begitu, ia menilai faktor pengalaman memberi banyak keuntungan bagi tuan rumah.
“Gonzales kaya pengalaman, ini jadi poin plus. Kekalahan ini jadi pelajaran penting buat kami,” tambahnya.
Lihat juga...