Buleleng Kembangkan Tanaman Kelor

Ilustrasi - Tanaman kelor - Dok CDN

SINGARAJA – Warga Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Buleleng, Bali, mengembangkan tanaman pohon kelor (moringa oleifera). Penanaman dilakukan di pekarangan rumah, dan lahan kosong.

Upaya tersebut memiliki tujuan, desa tersebut ingin menjadi penghasil daun kelor terbesar di Buleleng. “Ada sekitar 600 pohon kelor ditanam di Desa Lokapaksa. Tiap rumah ada kelor. Semua tanah yang kosong ditanami kelor, sehingga Lokapaksa nanti bisa dikenal dengan desa kelor,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Buleleng, Made Subur.

Penanaman pohon kelor di Desa Lokapaksa, merupakan salah satu perwujudan dari program One Village One Product (OVOP). Sebuah program untuk menunjang perekonomian di Buleleng. Dinas PMD Kabupaten Buleleng gencar mendorong setiap desa di Buleleng memiliki sebuah produk andalan.

Menurut Subur, tanaman kelor dipilih untuk ditanam di Desa Lokapaksa karena, tumbuhan itu cocok dibudidayakan di daerah gersang, seperti sebagian kondisi lahan di desa itu. Tanaman kelor juga terbukti memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan, sehingga selain dapat diolah menjadi makanan, kelor juga dapat diolah menjadi obat-obatan herbal.

“Nanti dalam pengolahan kelor ini, kami akan menghubungkan dengan pihak ketiga yaitu pengusaha dari Negara Korea. Banyak manfaat kelor. Bisa dijadikan ekstrak untuk kapsul, teh, obat tetes mata,” jelas Subur.

Dengan program satu desa satu produk ini, setiap desa akan memiliki ciri khas produk, untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang ada di desa itu sendiri. “Selain Desa Lokapaksa, daerah yang juga telah memiliki produk andalan sendiri adalah seperti Desa Penglatan yang dikenal dengan kerajinan dodol, Desa Nagasepaha dengan kerajinan lukisan kaca dan Desa Sudaji dengan buah durian,” tuturnya.

Lihat juga...