BPPT Gunakan Citra Satelit dan Aplikasi Android Data Produksi Padi

Petani memanen padi - Foto: Dok. CDN
JAKARTA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggunakan metode kerangka sampel area (KSA), dengan mengombinasikan teknologi citra satelit dan mobile app android, guna mendata produksi padi di Indonesia.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT, Hammam Riza, mengatakan, teknologi pengukuran luas panen padi ini merupakan kerja sama BPPT dengan Badan Pusat Statistik (BPS), untuk pendataan statistik produksi pertanian tanaman pangan, utamanya padi.
“Inovasi KSA merupakan teknologi yang berperan penting dalam menunjang akurasi data statistik, yakni untuk mengetahui produksi padi nasional, yang selanjutnya dikonversi menjadi produksi gabah kering giling (GKG) dan beras,” katanya, Senin (22/10/2018).
Hammam mengatakan, citra satelit dan mobile apps berbasis android mengunci koordinat lahan sawah, sehingga lebih akurat dalam pendataan untuk statistik.
“Metode KSA ini digunakan untuk mengukur luasan panen padi, mulai dari persiapan lahan, fase vegetatif awal hingga panen, sehingga data produksi padi dapat diperoleh secara akurat. Teknologi ini telah diuji,” ujar dia.
Sekretaris Utama BPPT, Wimpie AN Aspar, menjelaskan, bahwa pihaknya mengembangkan teknologi KSA sebagai tindak lanjut arahan Presiden dalam rapat terbatas kebijakan pangan.
Teknologi ini dapat memberikan data produktivitas pertanian yang sangat akurat, dengan pengambilan data yang sesuai dengan titik koordinat langsung. Pada 2017, seluruh pulau Jawa sudah dilakukan pengambilan data melalui metode KSA ini, dan di 2018 akan diupaya untuk luar Pulau Jawa.
“KSA bukan metode ‘remote sensing; tetapi adalah data-data yang diperoleh dari citra satelit, data dari pemetaan radar kemudian dilakukan ground check ke lapangan, sehingga kita mengetahui data koordinat yang ada di lokasi tersebut, dan langsung difoto, kemudian akan dimasukkan ke dalam sistem yaitu sistem android,” ujar dia.
Metode KSA ini, menurut dia, sudah diakui Perkumpulan Ahli Statistik Indonesia, dan sudah dimanfaatkan oleh Badan Pusat Statistik.
“Semoga dengan diterapkannya metode KSA ini, semua dapat menjadi satu data yang valid dan akurat untuk dapat digunakan di mana-mana, baik untuk pengukuran dan produksi lahan baku,” katanya. (Ant)
Lihat juga...