Tutut Soeharto: Nasehat Bapak Selalu Melekat di Hati
Editor: Mahadeva WS
JAKARTA – Keluarga Cendana, menggelar haul ke-11 wafatnya Presiden ke-2 Indonesia, Jenderal Besar HM Soeharto. Doa dikirim dengan melantunkan Surat Yasin dan doa bersama di Jalan Cendana No.8, Menteng, Jakarta Pusat.
Pak Harto wafat pada 27 Januari 2008, bertepatan dengan 18 Muharam 1429 Hijriah. Haul diperingati pada Kamis (27/9/2018) karena dalam perhitungan kalender Hijriah, Kamis malam sudah memasuki 18 Muharam 1440 Hijriah.
“Tidak terasa ternyata sudah 11 tahun, Beliau wafat. Dan selama itu nasehat-nasehat Bapak tetap melekat di hati kami anak-anaknya. Inshaallah kami bisa terus menjalankan apa yang disarankan oleh Bapak, yakni selalu hidup rukun menjaga keharmonisan rumah tangga, keluarga dan saudara,” ujar Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto kepada Cendana News, usai doa bersama.

Pesan Pak Harto yang selalu diingat Tutut adalah, sabar dan tidak boleh dendam. Pesan tersebut selalu disampaikan Pak Harto kepada anak-anak dalam setiap kesempatan. “Itu disetiap kesempatan, Bapak berpesan sabar dan jangan dendam. Karena kalau dendam nggak akan ada habisnya,” kata Mbak Tutut.
Mbak Tutut menyebut, yang dimaksud dari pesan tersebut adalah, saling membalas karena sakit hati. “Kita bales kepada orang yang kita dendami. Dia pun merasa tidak terima, maka membales lagi, sikap ini akan terus berlanjut. Bapak berpesan, jangan dendam serahkan saja pada Allah SWT, dan memohon agar selalu diberikan kesabaran,” ucap Mbak Tutut mengingat pesan Pak Harto.