Solar Bersubsidi di Wondama Langka

Ilustrasi. Dok: CDN

WASIOR – Sudah dua bulan belakangan, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar. Kesulitan dialami para supir truk, yang selama ini melayani jasa pengangkutan material di daerah tersebut.

Kelangkaan solar bersubsidi membuat pendapatan mereka menurun drastis. Para sopir menduga, kelangkaan terjadi karena ada permainan antara pihak pangkalan BBM bersubsidi, dengan sejumlah perusahaan yang berani membeli dengan harga lebih mahal. “Alasannya (dari pihak pangkalan BBM) tidak ada kiriman dari Manokwari. Itu bohong, karena kita sering dapatkan perusahaan besar yang beli langsung, beli dengan pakai truk-truk,” kata Armansyah, seorang sopir truk di Wasior, Senin (10/9/2018).

Agar bisa tetap beroperasi, Dia bersama rekan-rekannya terpaksa membeli solar industri di tingkat pengecer, yang harganya jauh lebih tinggi. Mereka membeli dengan harga Rp15 ribu perliter, meskipun harga solar industri rata-rata Rp12 ribu perliter. Ada pula yang memilih mengurangi jam operasi demi menghemat BBM. “Jadi sangat berdampak sekali kepada penghasilan sopir. Kalau ada yang suruh ke luar kota, mereka tidak bayar cash (tunai), kami tidak mau muat karena solarnya mahal jadi butuh uang cash,” kata Arman yang juga menjadi Bendahara Perkumpulan Truk Wondama.

Atas kondisi tersebut, para sopir yang tergabung dalam Perkumpulan Truk Wondama mendatangi Polres Teluk Wondama. Mereka meminta polisi mengusut dugaan permainan solar bersubsidi. Para sopir mengancam menggelar aksi demonstrasi, jika solar bersubsidi masih terus langka. “Alasan selalu kosong dan kosong karena sudah dijual ke perusahaan besar. Harusnya perusahaan membeli sendiri, dari Manokwari, tetapi mereka beli solar di Wondama, padahal itu jatahnya orang Wondama. Jadi kami minta polisi untuk selidiki permainan ini,” tegas Arman. (Ant)

Lihat juga...