Rumah Betang, Kebersamaan Suku Dayak Kalimantan Tengah
Editor: Satmoko Budi Santoso
Semboyan tersebut sesuai dengan catatan sejarah bahwa Kalimantan Tengah dihuni oleh suku Dayak yang sulit ditaklukkan oleh pihak manapun. Yakni, sebagai sejarah dimulai pada tahun 1520 ketika Kesultanan Demak masuk di Kalimantan Tengah, tepatnya Kota Waringin, dilanjutkan Kesultanan Banjar tahun 1615 yang masuk menguasai sampai daerah Sampit, Mendawai, dan Pembuang.
Namun mereka mengalami kesulitan dalam menaklukkan suku Dayak sebagai suku asli yang mendiami pulau Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah di pedalaman. Suku Dayak yang berdiam di Kalimantan Tengah, di antaranya suku Dayak Sampit, Katingan, Maanyan, Bakumpai, dan Ngaju.
Hamparan hutan ibarat permadani hijau yang membungkus 80 persen wilayah Kalimantan Tengah dengan kurang lebih 25 persen hutan primer di dalamnya. Kalimantan Tengah juga terkenal dengan wilayah pegunungan berbukit yang dikelilingi oleh laut, sungai dan rawa berpaya-paya.
Kalimantan Tengah memiliki ragam kekayaan hayati darat, laut, dan udara. Seperti ragam hewan, yaitu beruang, landak, beruk, kera, trenggiling, buaya, kukang, paus air tawar atau tampahas, manjuhan, ikan arwana, burung rangkong, betet, dan beo.
Di antara kekayaan hayati, ada jenis hewan endemik yang menjadi simbol. Kalimantan Tengah dan daya tarik wisatawan adalah orang utan dan babi hutan berjenggot.
Aat berharap, hadirnya anjungan Kalimantan Tengah di TMII, masyarakat pengunjung bisa lebih mengenal khazanah seni budaya Kalimantan Tengah.
Terutama, sebut dia, adalah generasi muda agar lebih mencintai budaya negeri sendiri daripada budaya barat. “TMII ini dibangun untuk memperkenalkan budaya daerah dari seluruh Indonesia. Saya berharap generasi muda lebih mencintai seni budaya bangsa,” ungkapnya.