Panglong Kayu Ikut Sokong Usaha Pembuatan Batu Bata di Lamsel

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Keberadaan usaha jual beli kayu yang dikenal dengan panglong oleh warga Lampung Selatan kian menjamur, bahkan mulai muncul di setiap desa. Usaha tersebut memanfaatkan potensi usaha penanaman berbagai jenis seperti sengon, mahoni, jati ambon, serta yang tumbuh secara liar jenis bayur, medang serta lainnya.

Samuri (45) warga Desa Rawi, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebutkan, usaha panglong telah ditekuni olehnya selama beberapa tahun. Berbagai jenis kayu tersebut dipotong menggunakan mesin serkel (circular saw) untuk membelah.

Samuri mengungkapkan berbagai kayu tersebut dibuat menjadi reng, kaso, balok, papan untuk keperluan bahan bangunan. Bahan baku dibeli dengan sistem borongan dari petani, selanjutnya diolah sesuai ukuran berbentuk batang sepanjang dua hingga empat meter.

“Harga kayu bahan yang sudah selesai dibuat bervariasi. Berkisar Rp100.000 hingga Rp2 juta menyesuaikan jenis dan jumlah yang dijual,” sebutnya saat ditemui Cendana News, Sabtu (22/9/2018).

Selain mendapatkan hasil dari menjual kayu olahan, Samuri juga mendapat keuntungan dengan menjual sebetan atau sisa limbah untuk bahan pembakaran genteng dan batu bata.

Karung berisi limbah penggergajian kayu, sekam padi digunakan sebagai pelengkap pembakaran batu bata [Foto: Henk Widi]
Selain sebetan jenis limbah yang masih bisa dimanfaatkan berupa serbuk gergaji yang kerap dipergunakan untuk alas peternakan sapi, bahan bakar pembakaran batu bata. Limbah yang tidak digunakan tersebut kerap sudah dipesan oleh pemakai sehingga sengaja tidak dibakar.

Lihat juga...