Dolar Menguat, Untungkan Nelayan Cilacap
CILACAP – Para nelayan yang tergabung dalam KUD Minosaroyo mengaku diuntungkan dengan kondisi menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.
“Penguatan dolar AS sedikit banyaknya menguntungkan nelayan anggota kami karena pasar ikan kami itu untuk ekspor ke luar negeri semua,” kata Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Minosaroyo, Untung Jayanto saat ditemui di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan, sampai dengan Agustus 2018 total produksi di 8 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang dikelola koperasi itu Rp44,6 miliar dengan volume 4,8 juta kg dan khusus untuk Agustus 2018 mencapai Rp16,7 miliar.
Padahal musim ramai atau panen ikan baru dimulai rata-rata Agustus-Oktober.
Oleh karena itu, jumlah produksi ditargetkan bisa mencapai Rp100 miliar sampai tutup tahun atau naik dibandingkan tahun lalu Rp75,2 miliar selama 2017.
“Pada dasarnya nelayan tidak terpengaruh negatif dengan naiknya dolar, dulu bahkan waktu krismon tahun 1998 harga udang dari Rp10.000 per kg naik menjadi Rp120.000 per kg. Sekarang kondisi kenaikan harga nyaris sama,” katanya.
Hal itu salah satunya karena produksi tangkapan nelayan di Cilacap 90 persen diekspor ke luar negeri meliputi China, Korea, dan Jepang.
Ia mencatat, kenaikan harga misalnya untuk rebon (udang kecil) dalam beberapa waktu terakhir dari Rp30.000 menjadi Rp150.000 perkg. Sementara udang jerbung harganya telah menyentuh angka Rp200.000 per kg.
KUD Minosaroyo beranggotakan sekitar 8.446 nelayan Cilacap yang berada di 10 kelurahan yang terdiri dari 8 kelompok yakni Sentolokawat, Sidakaya, Pandanarang, Tegalkatilayu, Lengkong, B. Donan, PPSC, dan Kemiren.