Anak-anak Titipan Perang, Unjuk Kebolehan Karya Seni
Editor: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Keamanan termasuk salah satu kebutuhan hidup manusia untuk nyaman bertempat tinggal. Hal tersebut membuat sebagian orang yang di negaranya tidak aman mengirim anak-anak mereka ke negara lain yang dianggap lebih aman.
Berangkat dari fenomena ini, Galeri Nasional Indonesia kerja sama dengan Yayasan Kawula Madani dan Art For Refuge menggelar pameran Berdiam/Bertandang: An Exhibition by Art For Refuge di Galeri Nasional Indonesia, yang berlangsung 20-27 September 2018. Pameran ini untuk memberi ruang menunjukkan kebolehan dalam berkarya kesenian, baik seni lukisan maupun seni fotografi.
“Konsep pameran ini kita mendukung anak-anak refuge, yaitu anak-anak titipan perang, di negaranya tidak aman dan mereka oleh orang tuanya dititipkan di Indonesia. Tapi di Indonesia tidak diperlakukan seperti layaknya anak-anak refuge karena mereka tidak bisa bekerja atau tidak bisa sekolah,“ kata Ken Mahendra, volunteer pameran Berdiam/Bertandang: An Exibition by Art For Refuge di Galeri Nasional Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).

Mahendra membeberkan, melalui gerakan karya seni, ingin menyadarkan masyarakat sekitar bahwa anak-anak refuge itu ada.
“Mereka bukan orang yang tidak punya, tapi sebagian dari mereka punya kelimpahan harta sehingga mereka membayar ratusan juta untuk tinggal di Indonesia. Tapi mereka tidak mendapat apa-apa di Indonesia,“ tegasnya.
Anak-anak refuge, kata Mahendra, seperti di antaranya ada yang dari Afghanistan, Pakistan, Rohingya, dan lain-lain.