Persaingan Berebut Medali Emas Asian Games, Belum Berakhir
Perlu “keajaiban” dan kekuatan lebih untuk bersaing dengan atlet dari negara-negara kuat dalam perburuan medali.
“Hampir semua kekuatan atlet sepatu roda turun di Asian Games, terutama Korea Selatan dan China. Peluang atlet kita ‘fifty-fifty’, semoga saja bisa menyumbang medali,” kata pelatih tim sepatu roda Indonesia, Yudhi Heryadi, saat ditemui di arena sepatu roda Jakabaring Sport City, Palembang, Kamis (30/8/2018).
Cabang olahraga sepatu roda menggelar dua nomor final jarak 20 kilometer putra dan putri. Tim Indonesia menurunkan empat atlet masing-masing M Oky Ardianto dan Tias Andira (putra), serta Salma Falya Niluh Heryadie dan Alifia Meidia Namasta (putri).
Sementara itu, tiga olahraga permainan yakni bola tangan, hoki dan sepak bola putri akan menggelar laga perebutan medali emas.
Untuk bola tangan, tim putra Qatar menghadapi Bahrain. Kemudian final hoki putri mempertemukan Jepang dengan India, dan kesebelasan Jepang akan ditantang China pada final sepak bola putri di Stadion Jakabaring Palembang.
Pelatih tim Jepang Takakura Asako menyebut China merupakan salah satu tim dengan mental bertanding yang bagus dan tidak mudah menyerah.
“Tim ini (China) sepanjang pertandingan tidak kenal lelah, tidak mau menyerah dan selalu menyerang. Ini menjadi kewaspadaan bagi pemain-pemain kami,” kata Asako.
Tidak jauh berbeda, pelatih tim China Jia Xiuquan juga melontarkan pujian kepada calon lawannya itu, terutama sisi pertahanan Jepang yang solid dan kuat.
“Mereka bermain sangat rapi, juga memiliki ketenangan saat bermain. Tidak heran jika Jepang menjadi salah satu tim putri terbaik di dunia saat ini. Bagi kami, menjadi suatu kebanggaan bisa bertemu Jepang di laga final,” ujar Xiuquan.